Selasa, 27 Desember 2011

49 Days Eps 1



Memperlihatkan aktivitas kota. Mulai dari jalanan yg padat oleh kendaraan, pasar, pacuan kuda, dan lainnya. Ada kelahiran dan kematian, semuanya datang silih berganti.

Di atas atap sebuah gedung, malaikat maut duduk sambil bernyanyi dan memainkan gitarnya, di malam hari. Paginya, ia sibuk mengawasi orang2.

Jalanan padat oleh kendaraan. Di mobil, tampak Shin Ji Hyun dan Shin In Jung.
"Ah, apa yang harus kulakukan?" tanyanya panik.
Sementara, disampingnya, In Jung sedang memperhatikan keluar, menatap jalanan yg penuh sesak oleh kendaraan. Di samping mobil, berdiri Park Seo Woo. Ia terlihat kesal dgn padatnya kendaraan.
"Apa yang harus kulakukan? Aku bisa telat ke pesta pertunanganku. In Jung, apa yang harus kulakukan?" tanyanya panik. In Jung berpikir sejenak, lalu menyuruh Ji Hyun turun dari mobil. Di ruangannya, Han Kang tampak serius membuat desain sebuah bangunan. Asistennya datang membawakan tuxedo dan menyuruhnya bersiap2 pergi ke pesta. Han Kang mengeluh. Seo Woo, Ji Hyun dan In Jung berlarian di jalanan. In Jung memegangi Ji Hyun. Ji Hyun malah tertawa.
"Shin Ji Hyun! Kau masih bisa tertawa dalam situasi seperti ini?" tanya Seo Woo heran.
"Itu karena.. ini sangat lucu. Apa kalian tidak merasa ini seperti di film2?" jawab Ji Hyun.
"Tinggal 10 menit lagi." ucap In Jung. Tiba2 Ji Hyun terjatuh. Untung In Jung dan Seo Woo sigap, memegangi Ji Hyun sebelum Ji Hyun jatuh ke aspal. Sepatu Ji Hyun tersangkut. In Jung mengambil sepatu Ji Hyun. Haknya patah. Ji Hyun mulai menangis. In Jung menyuruh Ji Hyun berhenti menangis. Ia melepas sepatunya dan menyuruh Ji Hyun memakainya. Han Kang sampai di sebuah gedung. Ia cukup tampan dgn tuxedonya.

Pertunangan Ji Hyun dan Min Ho sedang dilangsungkan. Ji Hyun menyematkan cincin di jari Min Ho. Keduanya lalu membungkuk, memberi hormat. Para hadirin bertepuk tangan. Ayah Ji Hyun diminta utk berpidato. Ayah Ji Hyun meminta maaf karena menyelenggarakan pertunangan di tengah krisis perekonomian. Pidato terhenti saat Han Kang masuk ke dalam ruangan. Ayah Ji Hyun memberikan tatapan kesal.
"Orang ini..." ucap Min Ho.
"Han Kang, dia datang juga."
Seo Woo melambaikan tangannya, memanggil Han Kang. Han Kang pun nyamperin Seo Woo. Ayah Ji Hyun melanjutkan pidatonya. Han Kang menatap Ji Hyun. Perasaannya tak karuan. Ji Hyun tampak resah. Ia memainkan kukunya. Min Ho memberikan Ji Hyun segelas minuman. Selanjutnya, Min Ho dan Ji Hyun menghampiri Han Kang.
"Bagaimana bisa kau datang setelah pertunangan selesai?" tanya Min Ho.
"Kau beruntung aku bersedia datang. Apa sekarang aku bisa pergi?"
"Datang terlambat, mau pergi duluan. Hei! Han Kang! Sebelum pergi, ucapkan selamat pada kami." pinta Ji Hyun.
"Kakak, selamat." ucap Han Kang, hanya pada Min Ho, membuat Ji Hyun kesal. Ayah Ji Hyun datang mendekat. Ia memberitahu Min Ho kalau Presdir Jung ingin bertemu. Min Ho menyuruh Han Kang memegangi Ji Hyun karena gaun Ji Hyun yang kelewat panjang, sehingga ia takut Ji Hyun jatuh. Han Kang menolak. Ji Hyun yg kesal, mengangkat gaunnya dan pergi. Min Ho dan ayah Ji Hyun membicarakan Han Kang. Min Ho bilang Han Kang adalah seorang yang jenius. Ia arsitek yg mampu diandalkan. Min Ho pergi menemui Presdir Jung. Ayah Ji Hyun mendapat telepon dari rekannya.
"Sekarang? Kau ingin aku kesana?" tanya ayah Ji Hyun, lalu menatap Ji Hyun yang sedang tertawa bersama In Jung dan Seo Woo.

Sekarang kita ke Song Yi Kyung.. :) Dia melahap mie instant sendirian di apartemennya. Tak ada semangat hidup di sorot matanya. Ia lalu berjalan dari apartemennya menuju minimarket. Ia bekerja sbg kasir paruh waktu di sana. Di meja kasir, ia duduk. Pandangannya kosong. Seorang pria datang membeli rokok. Yi Kyung melayani pria itu tanpa banyak bicara. Ayah Ji Hyun pulang dalam keadaan setengah mabuk. Ia langsung ke kamar Ji Hyun. Dilihatnya Ji Hyun sudah terlelap. Ia lalu membelai kepala Ji Hyun.

Paginya.. di kantor, Ayah Ji Hyun menemui Ji Hyun dan Min Ho.
"Ayah.. kami baru saja bertunangan kemarin. Kau ingin kami menikah dalam setengah bulan ini?" tanya Ji Hyun.
"Kami baru bertunangan kemarin ayah." ucap Min Ho.
"Kenapa? Apa kau tidak ingin menikah dgn Ji Hyun?"
"Ayah tau maksudku tidak begitu kan?"

Malamnya, Ji Hyun curhat ke ibunya, soal keinginan ayahnya. Sang ibu bilang kalau ayah ingin cepat2 menjadikan Min Ho menantu agar bisa fokus ke bisnis resort pantai.
"Apa ayah ingin kami menikah karena perusahaan?" tanya Ji Hyun lagi.
"Kau nomor satu bagi ayahmu. Aku yang kedua dan perusahaan yang ketiga."

Ji Hyun pergi ke butik. Tiba2, ia bertemu dengan seorang pria dengan buket mawar di tangannya. Pria itu Min Ho. Ia melamar Ji Hyun! Mereka lalu pergi ke sebuah kafe bernama Heaven.
"Aku lapar.. aku lapar.. aku lapar!" ucap Ji Hyun riang.
Disana ada Han Kang, Seo Woo dan In Jung. Sepertinya itu kafe kepunyaan Han Kang. Ji Hyun mengeluh lapar. Min Ho memutar kepala Ji Hyun, menunjukkan koki sedang menyiapkan pasta spesial utknya. Ji Hyun langsung tersenyum. Han Kang memberikan instruksi pada koki yang adalah asistennya ttg pasta kesukaan Ji Hyun. Ji Hyun suka pasta yg banyak bawangnya.

Ji Hyun langsung melahap pastanya. Min Ho, In Jung dan Seo Woo tersenyum geli melihat Ji Hyun makan.
"Min Ho, apa kau tau di hari kau menyelamatkan Ji Hyun, kau akan menikah dgn gadis yang makannya banyak?" tanya Seo Woo.
Min Ho pun mengingat hari itu.
Lalu.. flashback!
Ji Hyun dan In Jung naik gunung. Hari mulanya cerah, tapi saat menyantap makan siang, hari berubah gelap. Keduanya bergegas turun, namun terpisah. Ji Hyun mencari ponselnya di tas, tapi tak ketemu. Ia pun berteriak2 mencari In Jung. Ji Hyun menangis ketakutan. Ia menggigil kedinginan dan memanggil2 ayahnya. Min Ho datang, menyelamatkannya.
Flashback end.
"Bukannkah itu seperti di film? Wktu itu aku berpikir, dia hantu apa manusia?" ucap Ji Hyun lalu melirik In Jung dan bertanya jika ia mati, apa yang akan dilakukan In Jung. In Jung bilang Ji Hyun gak akan mati segampang itu. Ji Hyun menganggap Min Ho pahlawannya dan merangkul mesra Min Ho. Han Kang gerah dgn kelakuan Ji Hyun.

Malamnya, In Jung dan Seo Woo menginap di rumah Ji Hyun. Ji Hyun mengenakan gaun pengantinnya. Mereka sedang menonton TV. Tiba2, Ji Hyun menumpahkan anggur. Nyaris saja mengotori gaunnya. Ji Hyun lalu menyuruh In Jung dan Seo Woo mencoba gaunnya. Tiba2, ada SMS masuk. Dari Min Ho. Min Ho menyuruh Ji Hyun tidur. Seo Woo heran Min Ho tau kalau Ji Hyun masih terjaga. Ji Hyun bilang gak ada yang gak diketahui Min Ho soal dirinya.

Berbanding terbalik dgn Ji Hyun.. Yi Kyung masih di mini marketnya, sedang mengepel lantai. Tiba2, dua org perampok datang. Mereka menghancurkan CCTV, menodongkan pisau pada Yi Kyung dan meminta uang. Yi Kyung menolak memberikan uang. Perampok itu memukuli Yi Kyung. Lalu, polisi datang. Di kantor polisi, Yi Kyung dan perampok itu duduk berdampingan. Polisi heran Yi Kyung gak ada takut2nya menghadapi perampok itu. Yi Kyung hanya diam. Sementara itu, Ji Hyun dan Seo Woo sudah terlelap. In Jung masih terjaga.

Paginya, Han Kang dan Min Ho olahraga berdua. Lalu, mereka sarapan. Min Ho memberikan arahan ttg proyek mereka. Han Kang meminta Min Ho memberikan proyek itu pada org lain jika tak percaya padanya. Min Ho lalu bertanya kenapa Han Kang tidak membuka perusahaan sendiri. Han Kang menolak memberi jawaban dan bertanya soal pendamping pria. Min Ho bilang Han Kang tak perlu melakukan itu, lalu bertanya soal wanita yang dicari Han Kang dan menawarkan bantuan mencari orang itu. Han Kang menolak bantuan Min Ho.

Ji Hyun, In Jung dan Seo Woo sampe di toko roti. Ji Hyun melihat Han Kang. Han Kang bukannya nyamperin Ji Hyun, malah ngeloyor pergi gitu aja.
"Kang!" panggil Ji Hyun. Ia mengejar Han Kang sampe ke Heaven. Ji Hyun bilang ingin mendapat ucapan selamat atas pernikahannya dari Han Kang, karena Han Kang sudah dianggap adik oleh Min Ho dan ia teman Ji Hyun.
"Aku bukan temanmu." jawab Han Kang.
"Kenapa bukan teman? Kita satu sekolah dan satu kelas."
"Kita sekelas hanya beberapa bulan, dan itu namanya teman sekelas. Meskipun aku temanmu, aku tidak mau menjadi pendamping pria."
"Kenapa tidak mau?"
"Aku sudah bilang ke Min Ho kalau aku tidak mau dan kau pergi saja."
"Han Kang, apa kau masih marah atas kejadian dulu. Bagaimana pria bisa memendam kekesalan begitu lama. Sedangkan aku sudah melupakan semuanya."
"Aku tidak mau melakukannya karena kau."
"Apa kau akan marah2 sepanjang hidupmu?"
"Benar! Setelah menikah aku akan memperlakukanmu sebagai kakak ipar."
Ji Hyun memainkan kukunya. Mungkin ini kebiasaan Ji Hyun. Han Kang beranjak pergi.

Ji Hyun kembali ke toko roti.
"Han Kang, dia tidak akan melakukannya kan?" tanya Seo Woo.
"Dia memang brengsek. Bagaimana bisa ia bersikap seperti itu pada temannya." jawab Ji Hyun.
"Apa kau tidak ingat kalian sangat kikuk beberapa bulan ini?" tanya Seo Woo.
"Meskipun ia tidak menyukaiku, aku akan tap menyukainya dan menganggapnya teman." jawab Ji Hyun.
"Han Kang membencimu, kenapa kau tidak membencinya?" tanya In Jung.
"Aku tidak akan membencinya."
"Jangan berlagak seperti malaikat." ucap In Jung.
"Kalau ada yang membenciku, aku juga pasti akan membencinya."' ucap Seo Woo.
Ji Hyun lalu mengambil tas berisi roti dan pergi. Ia pergi menemui Min Ho dan memberikan amplop berisi sertifikat padanya. Ia lalu bertanya soal Han Kang yang tak mau jadi pendamping pria. Min Ho bilang Han Kang benci keramaian.

Min Ho dan ayah Ji Hyun membicarakan bisnis. In Jung bekerja sebagai seketaris ayah Ji Hyun. Ji Hyun ada di butik. Ia sedang memilih2 gaun pendamping utk In Jung. Ia lalu beranjak dari butik, kemudian menaiki mobilnya dan pergi. Min Ho keluar dari kantor, menaiki mobilnya dan pergi. Yi Kyung duduk sendirian, menatap kalender, tanggal 15 Maret 2006 yg dilingkari tinta merah. Ia lalu mengambil pakaian hitam dari kardus.

Malaikat maut melajukan motornya di jalan raya. Yi Kyung duduk di bis, menatap setangkai mawar yang telah layu. Ji Hyun melajukan mobilnya. Kesedihan terpancar di wajahnya. Yi Kyung turun dari bis. Seorang pria mengikutinya diam2. Ia berpapasan dgn Malaikat Maut. Malaikat Maut berhenti di tepi jalan. Ia melihat fto seorang bapak2, Kim Jin Su, lalu berkata 5 menit lagi. Yi Kyung menyusuri jalanan. Ia kembali berpapasan dgn Malaikat Maut. Di tepi jalan, ia berhenti dan jongkok. Ia ingat beberapa bulan lalu, juga melakukan hal yg sama. Dengan gambar kapur di depannya. Seorang pria kecelakaan dan meninggal di sana. Sepertinya pria itu pacar Yi Kyung. Yi Kyung menggenggam mawar itu, lalu berlari ke tengah jalan. Tepat saat sebuah truk hendak menabraknya, ia disambar seorang pria. Pria yg tadi mengikutinya. Yi Kyung pingsan. Ulah Yi Kyung itu membuat kecelakaan beruntun terjadi. Malaikat Maut syok melihat itu. Mobil Ji Hyun datang. Sebuah motor oleng dan jatuh di depannya. Ji Hyun kaget dan membanting setir, berusaha menghindari tabrakan, namun naas. Mobilnya menabrak truk. Ji Hyun terlempar keluar dari kaca depan mobilnya!

Min Ho sedang melakukan pertemuan bisnis. Malaikat Maut melihat ponselnya. Tuan Kim Jun Su terkena serangan jantung. Ji Hyun bangun dari pingsannya. Ia memeriksa kondisi tubuhnya. Tak ada luka sama sekali. Ia lalu melihat org2 mengerubungi mobilnya. Ji Hyun mendekati mobilnya. Ia terkejut melihat dirinya tak sadarkan diri di dalam mobil dan penuh luka.
"Itu aku..." ucapnya kaget, lalu berusaha menyentuh kaca mobil. Tapi tak bisa. Ia tak bisa menyentuhnya.
"Ini tidak mungkin! Tidak mungkin!" ucapnya kaget.
Ia lalu menjauh dari kerumunan org2 itu. Malaikat Maut melihatnya. Ji Hyun melihat ke sekelilingnya. Tak ada org. Sadarlah ia kalau Malaikat Maut sedang menatapnya.
"Hei! Hei!" Ji Hyun memanggil Malaikat Maut, tapi Malaikat Maut menghilang. Ji Hyun yg bingung, bergegas naik ke ambulance ketika dirinya dibawa ke ambulance. Ji Hyun masih bingung dengan yg terjadi.

Yi Kyung tak sadarkan diri di RS. Pria yang menolongnya, mengurus biaya RS Yi Kyung. Ji Hyun dibawa ke ruang UGD. Ia menangis. Yi Kyung siuman. Ia ingat usaha bunuh dirinya. Ayah Ji Hyun sampai di RS.
"Papa!" teriak Ji Hyun.
Min Ho datang.
"Kakak." panggil Ji Hyun.
Ji Hyun menghampiri ayah dan tunangannya. Tapi tubuhnya menembus ayah dan tunangannya. Ia kaget dan berteriak histeris. Dokter sedang melakukan tindakan pada Ji Hyun. Ayah Ji Hyun dan Min Ho terus memanggil2 Ji Hyun. Yi Kyung melihat itu. Ia lalu mencabut selang infusnya. Ji Hyun dibawa ke ruang tindakan. Ji Hyun mengikuti ayahnya dan Min Ho ke ruang tindakan.
"Dokter, tolong selamatkan putriku." pinta ayah Ji Hyun.
Ji Hyun mendekati ayahnya dan Min Ho.
"Papa. Kakak." panggilnya, mencoba menyentuh mereka tapi tak bisa. Ia lalu melihat ibunya. Ibunya pingsan mengetahui kondisinya. Ji Hyun menangis. Ia lalu melihat Malaikat Maut. Ia segera mengejar Malaikat Maut. Yi Kyung meninggalkan RS. Ia berpapasan dgn Malaikat Maut dan Ji Hyun. Ji Hyun tiba di depan sebuah kamar. Malaikat Maut ada di sana. Ia mencoba membuka pintu tapi tak bisa. Ia pun bisa masuk lantaran dokter keluar dari kamar itu. Ia menghampiri Malaikat Maut.
"Kau ingat aku?" tanyanya.
"Ya, Shin Ji Hyun! Bagaimana caramu menyetir?!" semprot Malaikat Maut.
Ji Hyun lalu kaget melihat roh Tuan Kim Jun Su keluar badannya. Roh Kim Jun Su menaiki lift yang dipanggil oleh Malaikat Maut. Ji Hyun bingung. Ji Hyun bertanya apa yg terjadi pada Malaikat Maut. Malaikat Maut meminta Ji Hyun mengikutinya. Mereka pergi ke atap gedung.
"Apa kau malaikat maut?" tanya Ji Hyun.
"Itu kuno. Di zaman modern seperti ini, bagaimana kau bisa menggunakan sebutan itu? Aku ini Scheduller. "
"Scheduller?"
"Seorang manusia dilahirkan utk sejumlah wktu tertentu. Ada alasan untuk wktu itu tapi aku akan menjelaskannya nanti. Dan pekerjaan aku adalah sebagai pengatur jadwal, menjemput orang2 kalau wktunya sudah abis."
"Itu sama saja!"
"Aaaaah! Sudah bilang, aku SCHEDULLER!"
"Aku tidak peduli! Artinya aku sudah mati?"
"Benar. Kau sudah mati."
"Apa kau datang untuk menjemputku, makanya kau tahu namaku?"
"Orang yang kutunggu adalah pria tadi. Seharusnya dia mati karena serangan jantung saat menyetir, tapi semua kacau karena kecelakaan tadi. Serangan jantungnya datang belakangan dan jadwalnya kacau."
"Lalu kenapa aku seperti ini? Kenapa tidak ada yang menjemputku?"
"Karena kau tidak dijadwalkan mati hari ini."
"Apa?"
"Kau, Shin Ji Hyun. Dijadwalkan tidak mati hari ini."
"Aku tidak dijadwalkan mati hari ini?"
"Kadang2, ada yang membuat masalah. Seperti hari ini. Ada yang mencoba bunuh diri. Mengapa mereka tidak menunggu giliran mereka? Mereka mati kalau sudah waktunya."
"Kenapa ini bisa terjadi!" teriak Ji Hyun membuat Scheduller kaget.
"Ya itu bisa terjadi."
"Kau berbohong. Bagaimana ada malaikat kematian sepertimu?"
"Siapa bilang tidak ada Scheduller sepertiku? Apa kau pernah bertemu orang yang mati dan hidup kembali? Meskipun kau bertemu mereka, mereka tidak akan bisa mengingat kami."
"Aku belum mati? Aku sedang dioperasi? Apa mungkin orang mati dioperasi?"

Han Kang di kafenya. Sedang menatap langit. Ia ingat kalimatnya pada Ji Hyun.
“Kami ingin mendapat restu dari teman2 kami. Kau dianggap adik oleh Kak Min Ho. Dan kau adalah temanku.” Ucap Ji Hyun.
“Aku bukan temanmu! Aku tidak mau melakukannya karena kau!” jawab Han Kang.
Han Kang sepertinya merasa bersalah. Seo Woo datang.
“Han Kang! Kenapa kau tidak menjawab ponselmu? Han Kang, Ji Hyun kecelakaan.” Ucap Seo Woo diiringi tangisan.

Ji Hyun di kamar RS. Selang infuse dan masker oksigen terpasang ditubuhnya. Min Ho menggenggam tangan Ji Hyun. Ayah Ji Hyun panik, ia mondar mandir. Ibu Ji Hyun duduk disamping Ji Hyun. Ji Hyun dan Scheduller menatap itu dari balik kaca.
“Suamiku, apa yang terjadi? Kenapa dia tidak bangun2?”tanya ibu Ji Hyun.
“Dokter akan menjelaskannya nanti.” Jawab ayah Ji Hyun.
“Kau lihat, aku belum mati.” Ucap Ji Hyun.
Ji Hyun memainkan kukunya. In Jung datang. Ia syok melihat kondisi Ji Hyun.
“Dia temanku.”
“Aku tau. Shin In Jung. Tunanganmu, Kang Min Ho. Dan orang tuamu. Seo Woo dan Han Kang akan datang.” Jawab Scheduller. Han Kang dan Seo Woo datang. Han Kang terpukul melihat kondisi Ji Hyun. Ia ingin mendekati Ji Hyun, namun langkahnya tertahan. Seo Woo sama kagetnya. In Jung menangisi Ji Hyun. Dokter datang.
“Dokter, bagaimana keadaannya?” tanya ayah Ji Hyun.
“Bisa dibilang, dia mati otak.” Jawab dokter.
“Mati otak?” tanya ibu Ji Hyun, lalu terduduk lemas. Seo Woo langsung memegangi ibu Ji Hyun. Ji Hyun ingin mendekat ke ibunya, tapi ditahan Scheduller. In Jung benar2 terpukul. Seo Woo memeluk ibu Ji Hyun. Min Ho dan Han Kang amat terpukul. In Jung memanggil Ji Hyun.

Ji Hyun dan Scheduller berjalan di lorong.
“Apa yang akan terjadi?” tanya Ji Hyun.
Scheduller meminta Ji Hyun mengikutinya. Ji Hyun gak mau dan lari ke arah yg berlawanan. Scheduller muncul tiba2 di depan Ji Hyun.
“Kenapa semua orang selalu bereaksi sama? Aku sudah bilang kau tidak akan naik lift.”
“Kau bohong!”
“Bohong hanya dilakukan oleh manusia.”
Ji Hyun membungkuk dan minta Scheduller menyelamatkannya.
“Kau memintaku menyelamatkanmu? Kau tidak tau siapa aku? Ayo pergi.”
“Aku tidak membutuhkanmu? Siapa yang diatasmu?”
“Apa?”
“Kau bilang kau pengatur jadwal, pasti ada yg lebih tinggi posisinya darimu. Entah itu Tuhan, Buddha atau siapapun.”
“Benar! Aku pesuruh rendahan yang mematuhi apa yang diperintahkan. Tapi aku juga bertanggung jawab di sini!”
“Aku akan menikah seminggu lagi, Ayah dan ibuku hanya punya satu anak. Ini tidak adil!”
“Ketidakadilan dapat terjadi dimanapun. Dan untuk org sepertimu yang merasa ini tidak adil, aku tidak akan memaksamu naik lift.”
“Serius?”
“Aku sudah menjadi pengatur jadwal selama 5 tahun. Dan situasi sepertimu baru terjadi 2 kali, dan kau yg ketiga.”
“Dua kali?” tanya Ji Hyun.
“Saat kau tidak seharusnya mati, tapi karena kesalahan org lain, kau kehilangan nyawamu. Ada 2 solusinya yg dapat kau ambil.”
“Apa itu?”
“Pertama, meninggalkan dunia ini.”
“Kau bercanda? Itu artinya aku harus mati.”
“Satu org memilih itu. Jika tidak ada lagi harapan di hidupnya, ia memilih masuk lift secara sukarela.
“Apa pilihan yg kedua?”
“dalam 49 hari, kau harus mengumpulkan 3 tetes air mata dari org2 yang mencintaimu dengan tulus. Dan kau bisa kembali.”
Ji Hyun merasa itu gampang. Scheduller bilang orang tua dan saudara tidak termasuk. Ji Hyun nanya lagi bagaimana ia tahu kalau air mata itu air mata ketulusan. Scheduller membawa Ji Hyun ke upacara pemakanan. Scheduller menyuruh Ji Hyun memperhatikan air2 mata org yg menangis. Ada yang menangis demi sopan santun. Ada yg menangis dgn tulus dan airmatanya berkilauan. Scheduller lalu mengajak Ji Hyun ke mini market Yi Kyung. Ia mulai membaca identitas Yi Kyung.
“Nama, Song Yi Kyung. Usia 28 tahun. Lulus universitas, berhenti dari pekerjaannya di hotel, menganggur selama setahun sampe akhirnya menjadi kasir paruh wktu di toko ini.” Ucap Scheduller. Ji Hyun meminta Scheduller mencatatnya, tapi Scheduller terus saja membaca di ponselnya.
“Kerja dari jam 2 dini hari sampe jam 9 pagi.”
Ji Hyun tanya lagi apa ia harus meminjam tubuh Yi Kyung. Ia tidak menyukai penampilan Yi Kyung. Scheduller bilang Yi Kyung ada hubungannya dgn Ji Hyun. Ji Hyun tidak ingat.
“Bagaimana kau bisa terlibat kecelakaan ini!” teriak Scheduller kesal.
Ji Hyun kembali ke RS. Ia melihat ibunya diinfus karena pingsan. Lalu, di kamarnya ada ayahnya dan Min Ho yang menjaganya.
“Tunggulah beberapa hari  lagi. Aku akan kembali.” Ucapnya.

Yi Kyung masuk ke rumahnya. Ji Hyun ada di sana. Yi Kyung langsung tidur. Ji Hyun masuk ke tubuh Yi Kyung. Perlahan, Ji Kyung membuka matanya. Ia berdiri dan memperhatikan tubuh Yi Kyung. Ia takut2 melihat cermin. Ia mencoba bersuara. Ia kaget.
“Aku, Shin Ji Hyun.” Ucapnya senang.

BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar