Sabtu, 31 Desember 2011

49 Days Eps 2

Ji Kyung perlahan mendekati kaca. Ia terpengarah, lalu memainkan kukunya. Ia lalu mencoba bersuara. Matanya berkaca2. Tak percaya akan apa yg terjadi.
"Aku adalah Shin Ji Hyun." ucapnya tersenyum bahagia. Belum lepas dari rasa harunya, ia mendapati lengan baju Yi Kyung yang sobek. Ia memperhatikan Yi Kyung dari ujung kaki sampe kepala, lalu mengeluh. Ia juga memegangi rambut Yi Kyung dan heran kapan terakhir kali Yi Kyung mencuci rambutnya. Ia juga kaget melihat memar2 di wajah Yi Kyung.

Ji Kyung masuk ke toilet, membuka lemari. Mencari shampoo. Tapi tak ada. Yang ada hanyalah sabun mandi. Keluar dari kamar mandi sambil mengelap wajahnya. Ia mencari lotion, tapi gak ada. Ia lalu membuka laci pakaian Yi Kyung, tapi tak ada satu pun pakaian yg layak dipakai.

Ji Kyung berkeliling apartemen Yi Kyung.
"Gak ada baju yang bagus, gak ada lipstik. Bagaimana mungkin ada wanita seperti itu?" keluhnya. Ia lalu kaget melihat dirinya di kaca, Song Yi Kyung. 28 tahun. Dan memperhatikan tinggi Yi Kyung dan jari2 Yi Kyung yang panjang. Lagi2 ia mengeluh soal penampilan Yi Kyung. Ia menoleh ke kaca dan kaget melihat bayangan Scheduller, menggunakan jaket biru.
"Hah. Kau Scheduller. Kau mengagetkanku. Tapi mengapa kau datang ke sini? Apa ada masalah?"
"Ada apa denganmu?"
"Aku... Shin Ji Hyun."
"Kau bilang apa? Shin Ji Hyun?"
"Ya. Aku Shin Ji Hyun." ucapnya lalu sadar. Ia menutup mulutnya dan Scheduller mendekatkan wajahnya ke Ji Kyung. Scheduller lalu mengingatkan 3 peraturan yang harus dipatuhi oleh Ji Kyung. Ji Kyung kaget dan ingat omongan Scheduller.
Flashback…
“3 peraturan?” tanya Ji Hyun.
“Pertama, kau tidak boleh mengatakan pada siapapun siapa dirimu.”
“Aku adalah Shin Ji Hyun.” Ucap Ji Hyun tertawa.
“Ya, tapi kau tidak boleh memberitahu siapapun.”
“Jika aku tidak boleh memberitahu siapa diriku, bagaimana caranya aku mencari 3 tetes air mata itu?”
“Jika kau pikir segampang itu, untuk apa kau meminjam tubuh orang lain?”
“Benar juga.”
“Jika kau tidak mematuhinya aku akan memanggil lift dan dengan kecepatan super tinggi akan mengirimmu ke alam baka.”
Flashback end…
“Dan jika kau melanggarnya…”
“Tidak. Aku tidak melanggarnya. Aku hanya lupa. Tapi aku ingat aturan kedua dan ketiga. Kedua, Shin Ji Hyun hanya bisa memakai tubuh Song Yi Kyung disaat dia sedang tidur dan memakainya dari jam 10 pagi sampai jam 12 malam. Benar kan?”
“IQmu parah sekali. Aku bilang kau harus mengembalikan tubuh Yi Kyung sebelum tengah malam.”
Flashback..
“Apa yang terjadi jika aku melanggarnya?”
“Maka satu hari dari 49 harimu akan dikurangi.”
“Bagaimana bisa?”
“Itu peraturan di dunia kami.”
“Lalu yang ketiga?”
“Kau harus memenuhi kebutuhanmu sendiri.”
“Apa?”
“Kuperingatkan. Selain kau meminjam tubuh Song Yi Kyung, kau dilarang membahayakan tubuhnya.”
“Aku mengerti! Jadi berhentilah bicara. Kau terlihat seperti laki2, tapi kau lebih cerewet dibandingkan ibuku.”
Scheduller tertawa sinis lalu memberitahu Ji Hyun kalau di dunianya tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Ji Hyun tak tertarik dengan dunia Scheduller dan bilang tidak punya alasan untuk pergi jadi ia tidak akan pergi. Ji Hyun juga bertanya jika dia bisa mendapatkan 3 tetes air mata itu, ia akan kembali dan bagaimana jika ia berhasil mendapatkan lebih. Ia yakin selain ortunya, masih ada banyak org yg menangis utknya, kira2 5 sampai 6 orang dan bertanya apakah ada bonus untuknya, misalnya diizinkan hidup 2 atau 3 tahun lebih lama setiap tambahan satu orang. Scheduller speechless, kemudian mengaku beruntung berurusan dgn orang seperti Ji Hyun. Ji Hyun menyuruh Scheduller menelpon atasannya jika tidak tahu (maksudnya menelpon Tuhan). Scheduller meneriaki Ji Hyun, HEI!
Flashback end…
Ji Kyung memainkan kukunya. Ia kelihatan bingung. Scheduller mendekatkan wajahnya ke Ji Kyung. Ji Kyung lalu bilang kalau Scheduller bukan orang tuannya, apalagi sahabat dan pacarnya jadi kalau ia mengakui dirinya Ji Hyun di depan Scheduller, apakah Scheduller akan menghitungnya sebagai kesalahan. Scheduller membenarkan, membuat Ji Kyung berteriak, YA! Scheduller memberikan Ji Kyung ponsel dengan ornamen tengkorak ditengahnya. Ada waktu 48 hari, 3 jam dan 29 menit. Ji Kyung bertanya apa maksudnya. Scheduller bilang itu adalah waktu Ji Hyun dan menjelaskan ornamen tengkorak itu adalah tombol darurat dan digunakan dalam keadaan genting. Ji Kyung tampak menyukai ponsel itu. Scheduller memberikan uang sebelum Ji Kyung menemukan pekerjaan dan uang itu harus dikembalikan sebelum wktu 49 hari berakhir. 49 ribu won, Ji Kyung berkata. Scheduller menyemangati Ji Kyung, lalu naik ke motornya. Ji Kyung bertanya kenapa Scheduller naik motor, padahal ia bisa menghilang kapan saja. Scheduller bilang itu caranya menikmati hidup sbg Scheduller. Ji Kyung hendak naik ke motor, minta diantarkan ke rumah sakit, tapi belum sempat ia naik, Scheduller sudah menjalankan motornya, membuat Ji Kyung jatuh. Scheduller lalu berteriak kalau ia dilarang ikut campur urusan manusia dan menghilang. Ji Kyung cemberut, lalu pergi dengan taksi.

Ji Kyung pergi ke rumah sakit. Ia melihat ayahnya sedang memarahi Min Ho.
“Apa menurutmu ini mimpi?” tanya ayah Ji Hyun.
“Aku berharap ini mimpi.”
“Dia pasti kembali.”
Diluar, Ji Kyung terlihat sedih. Ia teringat saat sakit setelah terjebak di gunung.
Flashback…
Ji Hyun makan dengan lahapnya. Ibunya bilang Ji Hyun seharusnya tau siapa yang menolongnya (Min Ho). Ji Hyun mengaku tidak sedang dalam kondisi untuk bertanya saat itu. Sang ayah pun berniat memasang iklan di koran, utk mencari pemuda yg telah menyelamatkan putri kesayangannya.

Ji Hyun sedang di bioskop. Ia kesal In Jung membatalkan janji nonton dgnnya padahal In Jung yg mengajaknya nonton sbg permintaan maaf atas kejadian di gunung. In Jung mengaku kalau dia lupa ada kencan buta. Bersamaan dengan itu, seorang pria juga tengah kesal dgn seseorang di telpon. Ji Hyun mengenali pria itu. Pria itu adalah pria yg menyelamatkannya wktu tersesat di gunung.
Flashback end..
Ji Kyung menyenderkan kepalanya di tembok.
“Kau yang menyelamatkanku, kau begitu mencintaiku. Tapi kau sakit karena aku. Maaf.” batinnya lalu kembali mengintip ke dalam. Ia heran karena Min Ho tidak menangis. Seorang suster lalu menghampirinya. Melihat memar di wajah Ji Kyung, suster itu menyuruh Ji Kyung ke lantai satu utk mengobati lukanya. Habis dari rumah sakit, ia membeli shampoo dan pergi ke toko roti. Ia menanyakan manajer pada pelayan. Pelayan bilang manajernya belum datang.

Seo Woo sedang membujuk In Jung yg masih menangisi Ji Hyun. Ia bilang ayah Ji Hyun ada di rumah sakit dan menyuruh In Jung masuk kerja. In Jung tetap menangis, membuat Seo Woo kesal. Seo Woo membujuk In Jung utk tetap berada disamping Ji Hyun dan membantu orang tua Ji Hyun.

Ji Kyung di apartemen temannya.
“Kemana mereka pergi? Mereka tidak mungkin berada di rumah sakit. Mungkin mereka ditempat Kang.” Ucapnya tersenyum, lalu pergi.
Han Kang tidur di sofa. Ia memimpikan Ji Hyun. Tangannya menggenggam rantai.
Flashback..
Han Kang masih SMU. Ia berkelahi  dgn  beberapa orang. Tiba2, Ji Hyun datang dgn sepedanya, sambil meniup peluit. Ji Hyun langsung loncat dari sepedanya, dan menghalau org2 itu. Sepedanya jatuh ke bukit. Orang2 itu pergi karena tak ingin mendapat masalah dgn Ji Hyun. Ji Hyun menghampiri Han Kang. Han Kang kesal Ji Hyun menganggapnya lemah. Ji Hyun bilang Han Kang tidak akan bisa melawan org2 itu. Han Kang makin kesal. Ji Hyun bilang kalau ia diajarkan ayahnya utk menolong org2 yg lemah. Han Kang kesal, dan beranjak pergi. Namun langkahnya terhenti karena Ji Hyun memintanya mengambilkan sepeda dibawah bukit.
Flashback end..
Han Kang terbangun. Ia heran bisa bermimpi seperti itu dan memukul2kan kepalanya di meja. Para pelayan sedang bersih2. Han Kang turun ke bawah. Ia kesal karena dipanggil bos oleh salah satu pelayannya. Ia pun melampiaskan kekesalannya pada semua pelayannya. Han Kang pergi keluar. Ia berpapasan dgn Ji Kyung yg baru datang. Mereka saling bertatapan. Ji Kyung pura2 tak kenal Han Kang, karena ingat omongan Scheduller. Teman2 Ji Kyung tak ada di sana. Ia pun hendak pergi, namun begitu mencium bau pasta kesukaannya, ia berhenti dan minta pasta. Ji Kyung makan dgn lahapnya. Para pelayan memperhatikan dan membicarakan selera makannya yg besar. Selesai makan, Ji Kyung merasa ngantuk. Ia lalu sadar uangnya tinggal 4000 ribu won. Pelayan wanita hendak memanggil polisi, namun dicegah Ji Kyung. Ji Kyun bilang bisa bekerja di sana utk membayar semuanya. Han Kang duduk di sofa, memperhatikan itu. Hae Won, asisten Han Kang yg juga seorang koki, menyuruh Ji Kyung pergi sesuai permintaan Han Kang.

Ji Kyung duduk di tepi jalan. Ia memuji kebaikan Han Kang. Kemudian, ia mencari lowongan pekerjaan di koran.  Ji Kyung menemui Han Kang dan meminta pekerjaan. Han Kang bilang kalau ia tak membutuhkan pelayan baru. Ji Kyung memaksa. Han Kang menolak.
“Bagaimana kalau 48 hari saja?” tanya Ji Kyung.
“48 hari?”
“Ah tidak. Seminggu. Bisakah aku bekerja selama satu minggu?” tanya Ji Kyung lagi, lalu memainkan kukunya. Han Kang teringat Ji Hyun. Ia lantas memperhatikan Ji Kyung dari ujung kaki sampe kepala. Ia pun memberikan Ji Kyung sejumlah uang, tapi ditolak Ji Kyung. Han Kang memaksa. Ji Kyung kesal dan bilang kalau ayahnya melarangnya menerima uang secara cuma2. Ia pun pergi. Han Kang menyuruh pelayan memanggil Ji Kyung. Ji Kyung masuk dan mendelik kea rah Han Kang.
“Siapa namamu?” tanya Han Kang.
“Song Yi Kyung.”
“Kau kerja dari jam 11 pagi sampai tengah malam. Upah 4000 won per jam.”
“Apa?”
“Kalau kau datang besok, bawa CVmu.”
“Wah, terima kasih.” Ucap Ji Kyung, membungkukkan badannya. Ia hendak pergi  namun kembali lagi, meminta uang untuk naik bus pada Han Kang. Han Kang bengong.

Ji Kyung tertidur di bus. Begitu bus terhenti, ia segera turun. Ia melangkah gontai menuruni tangga, menuju apartemen Yi Kyung. Ia merasa lelah. Ia pun bingung harus menyembunyikan dimana shampoo dan kosmetik yg dibelinya. Sampe di rumah, ia membuka kardus, kemudian mendapati baju2 Yi Kyung yang bagus2. Ia pun menyembunyikan botol shampoo itu di dalam kardus. Ia menguap lebar, kemudian mengikat rambutnya dan berbaring. Ji Hyun keluar dari tubuh Yi Kyung. Ji Hyun bersender di sudut ruangan. Ia heran karena tidak merasa lelah. Ia pun bingung harus melakukan apa karena masih punya banyak waktu. Ia hendak keluar, tapi tak bisa membuka pintu.

Ada pertunjukan musik rock Rolling Hall, semua asyik menari. Dan Scheduller ada di sana! Ia asyik menari diantara para gadis. WOW! Tiba2, Scheduller seperti tersetrum. Ia mengambil ponselnya dan melihat ada panggilan darurat dari Ji Hyun. Scheduller kesal. Ji Hyun mengeluh, karena Scheduller tak datang juga padahal ia udah memanggilnya sebanyak tiga kali. Scheduller tiba2 muncul, mengagetkan Ji Hyun.
“Apa yang terjadi?” tanya Scheduller.
“Aku memanggilmu utk membantuku membuka pintu.”
“Kau ingin aku membuka pintu? Tidak mungkin kau mengganggu waktuku yang berharga hanya utk pintu itu.”
“Bagiku ini darurat. Aku mau pergi, tapi aku tidak bisa membuka pintu.” Ji Hyun menjelaskan.
“Kau tidak tahu kalau kau tidak bisa membuka pintu! Kau tidak tahu kalau kau tidak bisa menyentuh!” Scheduller emosi.
“Jika aku roh, seharusnya aku bisa menembus pintu dan tembok?”
“Itu karena kau belum benar2 mati. Kau bukan roh yg sempurna.”
“Tapi Kak Min Ho bisa menembusku.”
“Itu karena orang2 di duniamu berpikir kau sudah mati. Kau tidak mengerti? Apa terlalu sulit utk dimengerti?”
“Kau benar.”
Scheduller lalu meminta Ji Hyun harus bisa menyesuaikan diri berada dalam tubuh Yi Kyung. Ji Hyun merangkul lengan Scheduller, mengajaknya keluar, tapi Scheduller gak mau. Ia bilang gak mau ikut campur urusan manusia, kemudian menghilang. Ji Hyun memanggil2 Scheduller, Hey! Scheduller muncul lagi dan melarang Ji Hyun memanggilnya, lalu hilang lagi. Ji Hyun berpendapat Scheduller tak punya perasaan. Yi Kyung terbangun. Ji Hyun langsung jongkok dan berjalan pelan2 ke arah meja makan. Ia mengamati Yi Kyung memasak mie, ganti baju dan keluar. Ji Hyun mengikuti Yi Kyung.

Ji Hyun mengamati Yi Kyung dari seberang jalan. Bus datang. Ji Hyun segera naik bus dan merasa senang naik bus tanpa harus membayar. Ji Hyun ke RS. Min Ho berdiri di dekat jendela dgn perasaan tak karuan. Ji Hyun mendekat dan berkata takut melihat dirinya seperti itu. Min Ho berbalik. Ji Hyun menutup mata Min Ho, tak ingin Min Ho melihat dirinya seperti itu.
“Shin Ji Hyun, apa yang harus kulakukan?” tanya Min Ho.
“Menangislah untukku. Ini hanya sehari, tapi terlalu lama. Berikan dulu satu tetes air matamu, lalu suruh In Jung dan Seo Woo menangis untukku. Min Ho terus menatap Ji Hyun yg terbaring koma. Pandangannya, antara sedih dan kesal.

Yi Kyung duduk di meja kasir. Pria itu datang lagi, membeli rokok.
“Kau baik2 saja? Apa kau merasa pusing? Apa tanganmu sakit?” tanya pria itu. Yi Kyung menatap bingung pria itu. Pria itu menyuruh Yi Kyung ke RS jika merasa sakit. Yi Kyung pun ingat saat mencoba bunuh diri, pria itu yang menolongnya. Yi Kyung bertanya siapa pria itu. Pria itu bertanya apa Yi Kyung tak mengenalinya? Ia juga mengaku sering datang ke mini market itu utk membeli rokok. Yi Kyung bertanya berapa biaya RSnya. Ia memberikan uang pada pria itu. Pria itu menolak lalu pergi.

Ji Hyun menunggu Yi Kyung semalaman. Yi Kyung akhirnya datang. Ji Hyun mengikuti Yi Kyung masuk ke rumah. Waktu Ji Hyun tersisa 47 hari, 3 jam dan 20 menit. Ji Kyung selesai mandi. Ia mencari pengering rambut. Ia senang menemukan pengering rambut, roll rambut, boneka dan beberapa jepit rambut.

Para pelayan dan Han Kang terkejut dengan penampilan Ji Kyung. Pelayan wanita bertanya, apa kau adik dari wanita yang datang kemarin? Ji Kyung bilang kalau Song Yi Kyung tidak punya saudara kembar. Han Kang meminta CV Ji Kyung. Ji Kyung menyodorkan CVnya pada Han Kang. Han Kang kaget membacanya.

Ji Kyung sedang mengatur alat makan di meja, tapi ia menjatuhkan pisau. Ji Kyung meminta maaf dan mengambil pisau itu dan mengelapkannya ke bajunya. Para pelayan tak percaya dgn apa yg mereka lihat. Ji Kyung lalu mengantarkan 2 cangkir teh pada pelanggan, tapi ia meletakkan cangkir itu dgn membantingnya sedikit keras, sampe airnya sedikit bertumpahan. Han Kang dan Hae Won tak percaya melihat itu. Orang tua Ji Hyun dan Min Ho menemani Ji Hyun. Ibu Ji Hyun heran kenapa Ji Hyun bisa terlibat kecelakaan itu. Min Ho seperti memikirkan sesuatu. Ibu Ji Hyun berteriak2 kalau yang sedang terbaring koma bukanlah putrinya.

Ibu Ji Hyun sampe di rumah. In Jung mengantarkan ibu Ji Hyun ke kamar. Seo Woo datang membawakan makanan untuk ibu Ji Hyun. In Jung masuk ke kamar Ji Hyun. Ia memperhatian sekeliling kamar Ji Hyun. Di sana ada foto2nya dgn Ji Hyun dan Seo Woo. Ia juga memperhatikan gaun pengantin Ji Hyun dan menangis. Ayah Ji Hyun menyuruh Min Ho pulang, tapi Min Ho tetap keras kepala.

Ji Kyung mengelap meja sambil menahan kantuk. Hae Won menyuruh Han Kang membiarkan Ji Kyung pulang. Min Ho datang dan itu membuat Ji Kyung senang. Han Kang langsung menghampiri Min Ho. Ji Kyung menawari Min Ho makanan. Hae Won menyuruh Ji Kyung menyingkir. Min Ho minta anggur keras. Han Kang pergi, utk mengambilkannya. Yi Kyung menawari Min Ho sup kentang dan memperkenalkan dirinya, kalau ia adalah pelayan baru di situ. Min Ho berterima kasih atas perhatian Ji Kyung dan meminta Ji Kyung meninggalkannya karena ia ingin sendiri. Ji Kyung pun pergi. Min Ho minum2. Ji Kyung datang membawakan susu. Han Kang menyuruh Hae Won utk menyuruh Yi Kyung pulang. Han Kang lalu meminta Min Ho berhenti minum. Min Ho menangisi Ji Hyun.

Ji Kyung menunggu Min Ho di depan kafe. Min Ho mabuk, terpaksa harus dipapah Han Kang ke taksi. Ji Kyung ikut memapah Han Kang dan memasukkannya ke taksi. Han Kang heran dgn tingkah Ji Kyung. Ji Kyung melihat jam dan mengaku kalau ia sudah terlambat dan pergi begitu saja. Han Kang kesal. Sampe di rumah, Ji Kyung segera mengganti bajunya, mengikat rambut lalu berbaring. Ia keluar dari tubuh Yi Kyung tepat tengah malam.

Min Ho tiba di rumah dalam keadaan mabuk. Ia memperhatikan foto Ji Hyun. Han Kang ke RS dan mendapati ayah Ji Hyun sedang tertidur. Han Kang membungkuk, memberi hormat pada ayah Ji Hyun, lalu mendekati Ji Hyun.
“Shin Ji Hyun, lihat dirimu. Kau yang biasanya menyombongkan diri…” ucapnya. Ia lalu mengeluarkan vas, mengisinya dengan air dan mawar pink. Han Kang menarik napas. Terlihat jelas kesedihan di raut wajahnya. Ia lalu pergi dan Ji Hyun bergegas masuk. Ji Hyun tak melihat Han Kang karena kelewat gembira melihat pintu terbuka. Ji Hyun sedih melihat ayahnya tertidur. Ia marah karena ayahnya tetap bertahan menjaganya. Kepala ayahnya terayun saat tidur dan Ji Hyun berusaha menahannya, tapi ia tak bisa menyentuhnya. Ia mencoba menyentuh tangan ayahnya tapi tak bisa. Ji Hyun meletakkan tangannya di atas tangan ayahnya dan meminta ayahnya menunggu untuk beberapa minggu lagi.
“Kak Min Ho, In Jung dan Seo Woo. Tidak mungkin mereka tidak menangis untukku. Tapi… orang tidak banyak menangis. Kupikir orang akan menangis sepanjang hari untukku.” ucapnya, kemudian melihat kalungnya. Ayah Ji Hyun terbangun. Dengan langkah terhuyung, ia melihat monitor di samping Ji Hyun. Detak jantung Ji Hyun masih stabil dan ia menarik napas lega. Ji Hyun sedih melihat itu, dan barulah ia melihat mawar pink itu.

Dengan penuh gaya, Ji Kyung menuangkan air seperti pelayan lain. Tapi ia malah menumpahkan air itu ke pelanggan. Ji Kyung membungkuk meminta maaf. Han Kang berdiri dan meminta maaf. Ia juga membersihkan kaki pelanggan dan mejanya. Han Kang lalu mendelik tajam pada Ji Kyung dan menyeretnya pergi. Han Kang mengajari Ji Kyung bagaimana menuangkan air dgn baik dan benar dan mengatur meja. Ji Kyung kagum dan bertepuk tangan, lalu berkata bagaimana Han Kang bisa melakukan itu. Han Kang bilang ia mempelajarinya saat bekerja sebagai pelayan paruh waktu, bukan lulusan manajemen perhotelan. Ji Kyung beralasan kalau ia telah mengalami byk hal2 berat dan tidak mengingat hal2 macam itu. Han Kang menyuruh Ji Kyung ke Hotel Seoul dan meminta surat bukti kalau Ji Kyung benar2 pernah bekerja di sana. Han Kang memberikan waktu 1 jam dan uang utk naik taksi pada Ji Kyung. Ji Kyung bergegas pergi.

Ji Kyung sampe di hotel dan meminta surat rekomendasi kerja. Resepsionis mengenali Yi Kyung dan heran kenapa Yi Kyung pura2 tidak mengenalinya. Ji Kyung keluar dari kantor dan ia mengamati bagaimana para staf hotel membawakan minuman dan melayani tamu. Ia lalu melihat Min Ho di sana. Ji Kyung mengikuti Min Ho dan mengamati lift yang dinaiki Min Ho. Ia bertanya apa Min Ho mau ke restoran, namun heran karena sudah lewat lantai 10 sedangkan restoran di lantai 5. Berikutnya, In Jung datang. Ia berdiri disamping Ji Kyung. Ji Kyung kaget mengetahui Min Ho pergi ke lantai 18, ke sebuah kamar. Ia curiga In Jung akan menemui Min Ho, maka ia mengikuti In Jung. Betapa kagetnya ia melihat Min Ho dan In Jung masuk ke dalam kamar.
Flashback..
Sebelum terjadinya kecelakaan. Ji Hyun sedang berada di butik, memilih2kan baju pendamping utk In Jung. Ia lalu bergegas pergi dari butik. Di  jalan ia melihat mobil Min Ho. Ia ingin menelpon Min Ho, namun kaget melihat In Jung ada di mobil Min Ho. Min Ho mencium tangan In Jung! Ji Hyun tidak percaya hal itu. Sambil menyetir ia terus bicara sendiri, tidak percaya dgn apa yg dilihatnya. Ia terus melajukan mobilnya.
“Shin In Jung, apa yang kau lakukan? Apa yang kau pikirkan? Kak Min Ho dan In Jung. Aku harus menanyai mereka. Ji Hyun hendak menelpon Min Ho namun ponselnya jatuh. Ia melepas sabuk pengamannya dan berusaha mengambil ponselnya. Saat berhasil mengambil ponselnya, ia langsung menghubungi Min Ho namun tiba2, sebuah motor oleng dan jatuh di depannya. Lalu terjadilah kecelakaan itu.
Flashback end…
Ji Kyung jatuh terduduk di lantai. Ia menangis dan gemetaran.

BERSAMBUNG…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar