Jumat, 17 Februari 2012

City Hunter Eps 1


Di sebuah RS, seorang wanita sedang berjuang melahirkan bayinya. Tak tampak satu pun keluarga yang menemaninya. Di Negara Myanmar, 2 orang agen sedang menjalankan tugas menjaga pertemuan Presiden Korea dengan tokoh Myanmar Aung San. Kedunya adalah Park Moo Yul dan Lee Jin Pyo. Moo Yul dan Jin Pyo pun segera berlari mengiringi datangnya Presiden.

Tak ada satu pun yang tahu, bom telah terpasang di tempat pertemuan. Seseorang (entah siapa) memencet tombol remote control. Bersamaan dengan lahirnya seorang bayi laki2, bom itu meledak. Moo Yul dan Jin Pyo gak menyangka akan terjadi insiden hebat seperti itu. Tempat itu pun bersimbah darah. Para pejabat dari kedua negara tewas dan luka2. Orang2 disekeliling mereka pun tak luput dari kejadian itu. Moo Yul dan Jin Pyo melangkah menuju tempat itu. Sementara wanita itu melahirkan bayinya dengan selamat. Di RS, wanita itu syok mendengar soal kejadian di Myanmar. 5 pejabat Korea Selatan geram melihat kejadian di Myanmar itu. Mereka menyalahkan pemerintah Korea Utara. Mereka menuduh pemerintah Korea Utara yang melakukan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Korea Selatan.

"Pemerintahan sosialis Myanmar meminta kita hanya mengambil langkah diplomatik!"
"Bagaimana bisa itu dilakukan! Ini mempermalukan bangsa kita!"
"Jadi kita akan menyerang balik. Apa kalian setuju?" ucap kepala pemerintahan Choi Eung Chang.

Semua bungkam.

"Baik, kita harus menyerang!"

Eung Chang memerintahkan Moo Yul dan Jin Pyo untuk melakukan tugas rahasia itu. Moo Yul dan Jin Pyo saling berpandangan. Eung Chang bilang hanya 5 orang yang mengetahui rencana itu. Moo Yul n Jin Pyo lalu ke RS, mengunjungi wanita itu. Ya, wanita itu adalah istri Moo Yul. Sang istri lega melihat keadaan suaminya baik2 saja. Moo Yul lalu pamit karena ia mau pergi ke suatu tempat. Moo Yul janji pada istrinya akan kembali untuk memberi nama pada anak mereka. Sang istri bertanya apakah Moo Yul akan ke tempat yang berbahaya. Moo Yul memegang pundak istrinya. Ia meyakinkan istrinya klo semua akan baik2 aja. Sang istri melepas Moo Yul dengan berat hati.

Jin Pyo dan Moo Yul merekrut tim khusus untuk ikut dalam misi mereka. Bersama Moo Yul dan Jin Pyo, mereka pun mulai merencanakan penyusupan ke Pyongyang, Korea Utara. Sebelum melakukan tugasnya, Eung Chang mengunjungi mereka. Eung Chang bilang sangat bangga pada Moo Yul, Jin Pyo n org2nya. Eung Chang pun menjanjikan kalau mereka semua akan pulang dengan selamat.

Dengan menyamar sbg tentara Korea Utara, mereka bersemangat untuk melaksanakan tugas rahasia. Mereka menyusup ke Pyongyang dan berkumpul esok harinya di Pelabuhan Nampo untuk menaiki kapal ke Korea Selatan. Tim khusus mulai menyerang para petinggi Korea Utara. Di Korea Selatan, Eung Chang membawa kabar buruk. Ia bilang pada 5 pejabat Korea Selatan kalau Presiden gak menyetujui rencana mereka. Jin Pyo dan Moo Yul masih bertugas. Moo Yul terkena tikaman pisau dari salah satu penjaga. Jin Pyo pun datang membantu Moo Yul dan membunuh penjaga yang menyerang Moo Yul. Moo Yul terluka parah. Eung Chang panik dengan keadaan yang berubah drastis. Ia ingin menghentikan aksi serangan itu.  Tapi 5 pejabat Korea Selatan itu memutuskan mengorbankan tim khusus itu agar gak ada siapa pun yang tahu tugas rahasia itu. Eung Chang gak setuju dengan pendapat itu.

Tim khusus bertemu di Pelabuhan Nampo. Mereka berenang ke tengah laut, menanti kapal selam yang akan menjemput mereka. Kapal selam pun tiba. Salah satu prajurit menaiki kapal selam, tapi tak disangka2, prajurit Korea Selatan keluar dari kapal dan menembaki mereka semua. Jin Pyo n Moo Yul syok. Jin Pyo pun berteriak, bilang kalau mereka adalah pihak Korea selatan. Beginilah cara 5 pejabat Korea Selatan menghilangkan bukti. Saat mereka akan menembaki Jin Pyo, Moo Yul melindungi Jin Pyo. Moo Yul terluka parah. Moo Yul meminta Jin Pyo menjaga anak n istrinya.

Eung Chang mendapat kabar bahwa 21 prajurit telah tewas. Mereka tak tahu, Jin Pyo selamat dari kejadian itu. Eung Chang merasa sangat bersalah. Eung Chang diberitahu kalau semua bukti telah dilenyapkan. Jin Pyo muncul di hadapan Eung Chang. Ia menodongkan pisau ke Eung Chang. Eung Chang beralasan kalau ia harus menyelamatkan hubungan dengan para sekutu dalam program nuklir dan sebagai gantinya ia harus melenyapkan tim khusus demi menjaga hubungan baik dengan Korea Utara. Eung Chang meminta Jin Pyo membunuhnya, tapi tiba2, ruangan Eung Chang diketuk. Jin Pyo pun pergi lewat jendela dan ia meninggalkan pesan.

Istri Moo Yul sedang menggendong anaknya. Ia pun meletakkan bayinya di tempat tidur di luar, lalu pergi menjemur kain. Saat itulah Jin Pyo mengambil anak Moo Yul. Istri Moo Yul kaget mengetahui bayinya hilang. Istri Moo Yul menemukan pesan Jin Pyo. Jin Pyo mengakui mengambil anaknya dan berjanji akan menjaganya. Ia meminta istri Moo Youl membuka lembaran baru. Jin Pyo pergi meninggalkan Korea Selatan dgn menumpang kapal yg membawa imigran gelap. Lee Yoon Sung, nama yang diberikan Jin Pyo untuk anak Moo Yul. Yoon Sung terus menangis. Seorang wanita thailand yg kasihan mencoba menenangkan Yoon Sung. Jin Pyo menatap foto Moo Yul dan istrinya. Jin Pyo bilang akan membawa Yoon Sung dan akan membalas dendam kepada mereka.

10 tahun kemudian, di pedalaman Thailand

Jin Pyo dan Yoon Sung kecil hidup, membentuk masyarakat yang menopang hidup mereka dengan cara bercocok tanan tanaman opium (semacam narkoba). Jin Pyo sedang menaiki gajah mendapat laporan bahwa ada seorang anak buahnya menjualkan barang2 mereka secara ilegal. Jin Pyo marah. Ia bilang jangan menjual barang itu ke Korea. Ia pun menembak anak buahnya itu tanpa ampun. Anak2 buahnya yg lain kaget.

Yoon Sung belajar menembak dari pria asing. Jin Pyo datang menghampiri mereka. Jin Pyo mendidik Yoon Sung dgn keras. Yoon Sung belajar menembak dan memamerkannya pada Jin Pyo yang dianggapnya ayah. Jin Pyo terlihat gak puas karena Yoon Sung tidak menembak ke arah vital. Jin Pyo menyuruh Yoon Sung berlatih keras hingga tangan2nya terluka. Jin Pyo terus menyuruh Yoon Sung berlatih.

Diam2, Yoon Sung menyelinap ke kamar Jin Pyo. Ia menemukan foto ayah dan ibu kandungnya. Jin Pyo merebut foto itu. Yoon Sung sedih. Ia nanya apakah yg difoto itu adalah ibunya. Jin Pyo hanya diam memandangi foto itu. Ia bilang bahwa ibu Yoon Sung sudah mati. Ia meminta Yoon Sung melupakannya. Ia lalu merobek2 foto itu. Yoon Sung berlari dan menangis. Ia bertemu wanita Thailand itu. Wanita Thailand itu yang mengasuh Yoon Sung dan memanggil Yoon Sung dengan nama Poo Chai. Yoon Sung mendekat dan tidur di pangkuannya.

7 tahun kemudian

Yoon Sung telah tumbuh dewasa. (akhirnya Min Ho muncul juga). Jin Pyo mencari2 Yoon Sung tapi gak ketemu. Yoon Sung rupanya lagi asyik menikmati kota dgn naik sampan. Ia juga menggoda gadis2. Saat lagi berjalan2, ia mendengar teriakan seorang pria yg lagi disiksa penagih hutang. Ia pun mengambil apel  dan melemparkannya ke si penagih hutang. Ia melakukannya 2 kali. Ia lalu berlari, dibelakang si penagih hutang bersama kelompok2nya, mengejar Yoon Sung.

Dengan lincah, Yoon Sung berhasil meloloskan diri dari penagih hutang bersama pria itu. Yoon Sung menemui Jin Pyo. Jin Pyo menampar Yoon Sung karena membawa org asing ke rumahnya. Yoon Sung bilang ia gak bisa untuk gak menolong pria itu. Pria itu bernama Bae Shik Joong. Yoon Sung pun mengenalkan Jin Pyo sbg ayahnya pada Shik Joong. Yoon Sung lalu mengambil foto seorang gadis dari kantong Shik Joong. Shik Joong bilang gadis itu bernama Kim Na Na. Yoon Sung gak mau mengembalikan foto Na Na. Wanita Thailand itu mengamati Yoon Sung. Yoon Sung tidur dgn Shik Joong.

Esoknya, Yoon Sung latihan menembak. Shik Joong berdiri gak jauh dari Yoon Sung sambil menutup telinganya. Beberapa org mengamati Yoon Sung lalu pergi. Jin Pyo menyuruh wanita Thailand itu menjadi sasaran tembak Yoon Sung. Yoon Sung kaget. Jin Pyo marah karena suami wanita Thailand itu udah membawa kabur obat2an. Yoon Sung pun mulai menembak. Ia minta Jin Pyo memaafkan suami wanita Thailand itu jika ia bisa menembak tepat sasaran. Dengan PD, Yoon Sung berhasil menembak tepat sasaran. Yoon Sung melempar senjatanya dan pergi ke kamarnya. Ia memandangi foto Na Na. Ia bilang pada Na Na klo menembaki org yg disayangi benar2 gak masuk akal. Si penagih hutang mendatangi kamar Yoon Sung dan menembakinya dari luar. Yoon Sung pun mengambil senjatanya dan menyelamatkan Shik Jong. Jin Pyo mendengar suara tembakan, langsung bergegas menolong Yoon Sung. Yoon Sung keluar dan bersembunyi dibalik pilar saat org2 itu menembakinya. Wanita Thailand itu berlari ke arah Yoon Sung dan tertembak. Yoon Sung marah dan berniat menghabisi org2 itu. Yoon Sung terus menghujani mereka tembakan. Diantara org2 itu, tewas kena granat. Yoon Sung terus mengejarnya, tapi langkahnya terhenti begitu mengetahui menginjak granat. Org2 itu kembali. Yoon Sung mau menembak tapi pelurunya habis. Org2 itu bersiap menembak Yoon Sung. Jin Pyo datang dan menembaki org2 itu. Yoon Sung gak bergerak. Jin Pyo menolong Yoon Sung dgn menekan pelatuk granat dgn pisau. Yoon Sung mengangkat kakinya tapi tiba2 granat meledak. Yoon Sung selamat, tapi Jin Pyo terluka. Yoon Sung menggendong Jin Pyo ke markas mereka. Yoon Sung memohon pada dokter menyelamatkan Jin Pyo. Jin Pyo menyuruh Yoon sung mengeluarkan peluru  yg selama ini berada di dadanya. Yoon Sung memegang peluru itu. Jin Pyo pun menceritakan semuanya pada Yoon Sung.

"17 tahun lalu, 20 prajurit telah dikhianati oleh bangsa sendiri. Ayahmu waktu itu terluka karena berusaha menyelamatku. Dia rela ditembak." ucap Jin Pyo.

Peluru yg mengenai jantung ayah Yoon Sung disimpan di dada Jin Pyo. Yoon Sung pun mengerti kenapa selama ini ia dididik keras oleh Jin Pyo, untuk membalas dendam. Jin Pyo lalu pingsan. Yoon Sung gak menyangka semua itu. Yoon Sung menemui Jin Pyo yg udah sadar n bertanya siapa yg membunuh ayahnya. Jin Pyo pun cerita kalau ibu Yoon Sung masih hidup. Yoon Sung lalu keluar dan menemui Shik Joong. Yoon Sung memutuskan balas dendam!

7 tahun kemudian

Yoon Sung dgn penampilan baru, menginjakkan kaki di Korea Selatan. Jin Pyo menelpon Yoon Sung. Jin Pyo menyuruh Yoon Sung mencari Lee Kyung Wan, salah satu dari 5 pejabat itu. Yoon Sung menyuruh supirnya berhenti di tengah kota. Yoon Sung pun memejamkan matanya, merasakan rasanya kembali ke tanah kelahirannya. Di belakang Yoon Sung berdiri Na Na yang sedang membagikan barang kepada pejalan kaki.

BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar